Mianhe Oppa, Jeongmal Mianhe (Part 2/END)

 

Tittle: Mianhe oppa, jeongmal Mianhe (chapter 2)

Author: Hwang Soo Eun a.k.a Eyinzz

Main Cast: Jessica Jung and Lee DongHae

Other Cast: Kim JaeJoong, Lee Hyuk Jae a.k.a  Eunhyuk, Choi Siwon, Park Jung Soo a.k.a LeeTeuk, dll

Genre: Sad, Tragedy, Romantic, DLL

Leght: TwoShoot

Rating: PG 15+

Anneyeong haseyo all!!! Author bawain fanfic tergaje yg pernah ada!! Disini author bawain Fanfic HaeSica!! Sebenarnya sih author awalnya galau gara- gara bingung nentuin main castnya. Awalnya mau author kasih YongSeo tapi menurutku YongHwa terlalu pendiem  n ga terlalu isa mengekspresikan kemarahan yg akan terjadi di fanfic ini, terus author mau ganti Kyuyoung tapi menurut author muka Sooyoung ga pantes buat orang sakit yg pantes tuh Seohyun ama Jessica, akhirnya aku mau milih KyuSeo tapi karna author KyuYoung Shipper jadi author ga begitu rela. Akhirnya jadi deh, fanfic yg telah melalui perubahan berulang kali!! *curcol* tenang aja DI FANFIC INI TAK ADA YG NAMANYA PEMERAN ANTAGONIS *loh?! Ga seru donk?!* coba baca aja dulu!

Heran ya??

Oke, ga usah lama- lama langsung aja cekidot

 

Happy Reading ^0^

 

Donghae yg sedang enak- enaknya memakan setangkup roti isi margarin, meses coklat, dan keju sebagai menu sarapannya hari ini ditemani dengan segelas besar susu putih panas, tersedak ketika mendengar Hpnya yg bergetar menandakan ada pesan yg masuk. Sambil mengerucutkan bibirnya, Donghae menyambar kasar I Phonenya lalu melihat siapa orang yg berani membuatnya hampir mati tersedak karna mendengar ada sms masuk!

Bibir donghae yg awalnya BIMOLI (Bibir Monyong Lima Senti) itu berubah seketika dan menjadi senyuman tulus yg sangat- sangat manis setelah membaca pesan itu dan melihat siapa pengirimnya. Donghae melirik pada jam tangan yg ia pakai, jam 8. Donghae menyadari ada keganjalan disini. Biasanya barbie nya itu akan dan selalu bangun lebih dari jam 9 ataupun paling nggak jam 9 lebih 15 menit. Tapi sekarang? Bahkan ia mengirimi sms pada donghae pada jam 8 pagi? Bagaimana bisa ia bagun secepat ini? Tapi berbagai pertanyaan segera di tepis Donghae, lagipula ini hanya masalah waktu kan? A perlu ada ygdi curigain kan? Tak mau barbie’nya’ menunggu lama dengan cepat ia membalas sms yg baru masuk itu.

From: My Lovely Barbie Girl Jessica Jung

To: Donghae

Morning oppa!! ^o^… aku punya satu permainan khusus loh buat oppa.. :p

 

From:  Donghae

To: My Lovely Barbie Girl Jessica Jung

Morning too Chagiya!! ^-^.. apa permainanya?? Ppali malhaebwa!! Jangan biarkan namjachingumu yg tampan ini menunggu terlalu lama.

Morning kiss dulu donk chagi, Saranghae….  :*

 

Tak lama setelah ia membalas pesan Jessica Hpnya bergetar lagi dan dengan cepat ia menyambar Hpnya dan melupakan Roti isiya itu.

 

From: My Lovely Barbie Girl Jessica Jung

To: Donghae

Mumumumuuaaacchh….. :*

Cih. Apa namja yg menjadi namjachinguku bisa dibilang tampan ya?? Bukankah mukanya mirip dengan ikan mokpo?? :p

Begini, apa oppa mencintaiku??

 

Senyuman bangga terukir jelas di bibir Donghae karna benar saja! Barbie’nya’ itu memberikannya Morning Kiss, padahal biasanya jessica selalu menolak dan marah- marah ga karuan karna dimintai Morning Kiss, sedangkan sekarang? Dengan gampangnya ia memintanya. Namun senyumannya berangsur-angsur menghilang. Dahi donghae saling bertautan melihat pertanyaan aneh yg di tanyakan Jessica

 

From: Donghae

To: My Lovely Barbie Girl Jessica Jung

Ya! Walaupun mukaku seperti ikan kau mau kan Barbie ku?? :p

Kureom! Waeyo chagi? Kenapa bertanya seperti itu, tak biasanya??

Nan Neomu Neomu Saranghae.. Muaacchh :*

From: My Lovely Barbie Girl Jessica Jung

To: My Lovely Fishy Lee Donghae

Ani, ini hanya bagian dari permainan oppa. Oke aku jelaskan, permainanya begini, jika oppa benar- benar mencintaiku, oppa harus buktiin itu dengan cara tak menghubungiku selama seharian ini dan berusaha sendiri satu hari ini tanpa diriku, janganberbicara padaku, apalagi menunjukan batang hidungmu ke aku oppa .eotteo?? jika oppa berhasil berarti oppa benar- benar mencintaku. Tapi jika oppa tak berhasil, berarti cinta oppa padaku hanya bualan semata.

 

“ige Mwoya?!” desis Donghae tak terima sekaligus kesal dengan permainan yg di ajukan oleh Jessica. Bagaimana bisa Jessica memaksa Donghae untuk menghilangkan salah satu Hobbynya! Yaitu menghubungi Jessica entah menelfon, bertemu, menjahilinya, atau hanya sekedar bertukar pesan. Namun setelah ber argumen dengan pikirannya akhirnya ia setuju juga, itung- itung untuk membuktikan seberapa besar cinta donghae ke Jessica

From: Donghae

To: My Lovely Barbie Girl Jessica Jung

Joha! Hanya satu harikam chagi??

Aku akan membuktikan kalau aku mencintaimu sampai akhir aku menutup mata chagiya. :*

 

From: My Lovely Barbie Grl Jessica Jung

To: Donghae

Yee… ke’PD’an sekali kau oppa?? Kita lihat saja nanti!! Jika kau menang ada kejutan untukmu!

Nde oppa, hanya satu hari saja tak masalahkan??

Ok, kita mulai dari sekarang!! Berjuanglah oppa! Jangan menyerah! Oppa pasti bisa!! Saranghae :*

NB: pesan terakhir tak usah dibalas ya oppa! Hwaiting!! ^o^

 

Donghae tersenyum setelah menyetujui tantangan Jessica, ia berjanji akan mengurung Hpnya ini selama 1 hari di dalam lemari agar ia tak tergoda untuk menghubungi Jessica, ia benar- benar ingin Jessica tahu kalau ia –Donghae- benar- benar mencintainya sampai kapan pun. Ia yakin ia dapat melewatkan satu hari tanpa Jessica! Untuk buktiin kalau ia tidak Cuma membual saja seperti namja- namja lain pada umumnya.

“YA! Pagi- pagi begini sudah senyum- senyum sendiri, sudah gila ya?” Goda Eunhyuk yg baru muncul tak tahu keluyuran kemana saja ia pagi ini sambil menepuk bahu Donghae yg dapat membuat namja itu berjingkat kaget, ya memang 5 sahabat ini tinggal satu apartement yg disewa bersama- sama, mereka berteman sejak kecil sampai saat ini dan kebetulan semuanya berbakat di bidang musik, dan akhirnya mendirikan sebuah band yg sering disebut CB yg mempunya kepanjangan Charming Boys. Mereka memang bukan band terkenal namun ia sudah dikenal di kalangan remaja yg sering nongkrong di kafe- kafe ataupun bar.

“nde? Ah, aniyo. Oh ya! Kalian dari mana saja kemarin? Kok ga langsung pulang kerumah kalian kemarin mengapa tak mengajakku pergi? Kemarin kalian pulang jam berapa? Aku menunggu kalian sampai jam 12 malam tapi kalian tak muncul, ya akhirnya aku tidur saja.” Cecar Donghae panjang lebar saat ia baru ingat bahwa ia kemarin ditinggal sendirian sehabis konser dan mereka ber-4 malah pergi tak tau kemana! Donghae merengut kesal mengingat bahwa ia yg biasanya nebeng dengan teman- temannya malah harus naik bis gara- gara semua temannya menghilang. Kalian tau kan bahwa donghae sama sekali tak bisa mengendarai mobil ataupun motor, eunhyuk saja mau muntah jika disupiri Donghae.

“aniyo, kami hanya mempunyai urusan penting saja Donghae-ah jadi kami sangat terburu- buru” jelas Leeteuk yg paling tua dari mereka sekaligus seorang Leader di band ini. “urusan penting apa? Jika urusan penting kalian tak mau mengajakku gitu? Atau melupakanku? Aku juga anggota band kalian! Aku wajib tau hyung!” sewot donghae sambil melirik satu- satu temannya dengan tatapan yg sangat tajam. Tingkah kekanak- kanakkannya lagi muncul sepertinya. “sudahlah! Jangan sewot gitu donk donghae-ah! Bagaimana jika kita berjalan- jalan sebentar? Anggap saja olahraga pagi” bujuk Eunhyuk sambil merangkul bahu Donghae sahabat yg paling dekat dengannya.

“jinjja?! Keurae! Aku sudah tak sabar! Lagi pula kita akhir- akhir ini juga jarang berolahraga bersama bukan?” ucap donghae semangat, paling tidak ia bisa melupakan sejenak handphonenya dan tak harus menahan diri terlalu keras untuk tidak menggoda barbienya itu.  Tapi Donghae merasa ada ke anehan disini , tak biasanya Siwon menjadi cukup pendiam alias tak banyak bicara seperti sekarang, i amalah sibuk mengotak- atik Hpnya benar- benar tak seperti biasanya yang jarang sekali memegang HP karna ia ber anggapan kebanyakan membawa HP akan menyebabkan Kanker, tapi Donghae sama sekali tak ambil pusing dengan ke anehan yang diciptakan oleh Siwon. Well, mungkin ia sedang mengirim pesan dengan kekasih yang katanya paling ia cintai sampai mati dan tak ada yang lain, Tiffany Hwang. Gombal bangetkan? Donghae saja yang mendengar itu hampir mau muntah kok! Donghae memandangi satu- satu sahabatnya, lagi- lagi ia mendapati suatu keganjalan bagaimana bisa chingunya hanya ada tiga? Empat jika dirinya dihitung bukannya harusnya ada 5 orang? (+Donghae) tapi sekarang? Donghae amati sekali lagi siapa yang kurang dari antara mereka? Leeteuk sedang di dapur, Eunhyuk menonton TV, Siwon berada di sebelahnya dan mengutak- atik HP, siapa ya?? Omo!! Jaejoong-ah!!

“Hyung! Jaejoong eodiga? Tak seperti biasa ia pergi pagi- pagi sekali?” tanya Donghae celingukan mencari sosok seorang Jaejoong, mungkin di kamar mandi kan? Atau di kamar? “Jaejonng tadi pagi- pagi sekali berpamitan mau pergi sebentar.” Jawab Siwon tak mengalihkan pandangannya dari Hpnya sedangkan Donghae yang mendengar itu hanya ber ‘oh’ ria meskipun di kepalanya banyak sekali pertanyaan tentang jejak JaeJoong.

(((____________________)))

“Huaa….. Segarnya!!” ucap Eunhyuk merentangkan tangannya lebar- lebar dan menggerakan tubuhnya sebagai pemanasan. “kajja! Kita lewat jalan sini saja, jangan di tepi jalan raya itu banyak polusi.” Ajak Leeteuk lalu diikuti anggukan dari semuanya. Baru saja memasuki gang tapi mempunyai ukuran jalan yang besar langkah Donghae terhenti seketika melihat pemandangan yang menyesakkan di hadapannya, hatinya panas seketika, melihat teman dekatnya –Jaejoong- bersama dengan yeoja yang sangat ia cintai. Ia mengepalkan tangannya erat- erat seperti mempersiapkan tangannya untuk memukul Jaejoong namun ia sama sekali tak beranjak dari tempatnya walaupun hanya satu langkah, ia tak mau menghajar sahabatnya sendiri di depan Jessica karna itu akan merusak image Donghae dimata Jessica. Ia takut jika nantinya Jessica akan men-capnya sebagai namja kasar yang tak bisa menyelesaikan masalah dengan baik- baik.

Jaejoong terlihat memegang tangan Jessica namun Jessica segera melepaskan genggaman Jaejoong lalu ia menarik sebuah cincin yang melingkar indah di jari manisnya, cincin pemberian Donghae. Donghae memutar- mutar dan memainkan cincin yang masih terpakai di jarinya dengan sangat kesal. Jessica memberikan cincin pemberian Donghae yang sudah di lepasnya kepada Jaejoong lalu melenggang pergi membiarkan Jaejoong yang masih terdiam membeku disana dengan tangan masih menggenggam erat cincin pemberian Jessica. Setelah memastikan Jessica tak terlihat lagi, tanpa berpikir panjang dan membuang waktu Donghae menghampiri Jaejoong an menghimpitnya di tembok.   “YA!! APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN?? KAU MAU MEREBUT JESSICA DARI KU, HUH??! AKU TAK HABIS PIKIR PADAMU!! AKU SUDAH MENGANGGAP MU SEBAGAI HYUNG-KU DAN KAU MENUSUK DONGSAENGMU SENDIRI DARI BELAKANG??!! CIH, HYUNG MACAM APA KAU INI?! DULU KAU SELALU MENDUKUNGKU BERSAMA DENGAN JESSICA!! SEKARANG APA YANG KAU PERBUAT?! LIHATLAH PERBUATANMU SENDIRI JAEJOONG-SSI!!” bentak Donghae meluapkan amarah yang sejak tadi ia pendam. Mata Donghae memerah saking marahnya pada hyung-nya yang sedang ia himpit di dinding.

“cih, apa maksudmu Donghae-ah?!” tanya Jaejoong santai memasang wajah innocent namun mengeluarkan senyuman sinisnya. Donghae yang mendengar jawaban santai Jaejoong melototkan matanya seketika, karna menurutnya jawaban itu sama saja seperti Jaejoong menganggap Donghae remeh dan tak ada apa- apanya dibandingkan dirinya. “YA! KAU PIKIR AKU BUTA, HUH??!!  APA KAU MENGANGGAPKU IDIOT?? ATAU PABO, HUH??!! MALHAEBWA??!! PPALI??!! ASAL KAU TAU SAJA YA, MATA DAN OTAK KU MASIH BERFUNGSI DENGAN BAIK!!”Donghae mengeluarkan semua kekesalannya pada namja di depannya yang masih ber-status sebagai sahabat baikna namun menusuk dari belakang! Bisa saja Donghae menghapus statusnya sebagai ‘musuh bebuyutan-nya’ karna menurutnya itu lebih pantas dari pada anggapan sebagai ‘sahabat baik’ memuakan! “aniyeo, aku sama sekali dan tak pernah berfikir kau seperti itu. Jelas- jelas kau bisa melihat kejadian tadi untuk apa aku berfikir kau buta? Dan kau masih bisa berfikir untuk apa aku mengatakan kau idiot atau pabo?? Hanya orang bodoh saja yang menganggapmu seperti itu. Sudahlah, aku capek lagi pula ini hanya masalah sepele.” Jawab Jaejoong dengan nada tak kalah santai dari yang tadi sambil menghempaskan tangan donghae satu- satu agar ia bisa lepas dari himpitan Donghae lalu berjalan menjauh dari Donghae dan lainnya.

Donghae merasa tak puas sekaligus tak terima mendengar jawaban yang keluar dari mulut Jaejoong pun langsung berjalan cepat dan menahan sebelah tangan Jaejoong agar ia tak berjalan lebih jauh lagi, ”chamkkaman! Jawab dulu pertanyaan ku pengecut!” kata Donghae ketus. Jaejoong sama sekali tak berniat untuk membalikan badannya dan menjawab pertanyaan Donghae, “petanyaan yang mana? Kau terlalu banyak bertanya Donghae.” Kata Jaejoong tetap tak membalikan badanya, Dongahe mengambil nafas panjang dan mengeluarkannya ia harus bersabar untuk kali ini. “pertanyaan ku yang menanyakan ‘apa yang kau perbuat tadi?’” jawab Donghae. Jaejoong tersenyum sinis ia bisa merasakan aura kemarahan yang sudah mendekati batas di belakangnya ia merasakan udara semakin memanas namun ia tetap berusaha untuk tetap terlihat santai, ia tak boleh kalah dari Donghae. Jaejoong tau walaupun nada bicara Donghae terdengar sinis dan tidak keras dan penuh amarah seperti tadi namun Jaejjong tau bahwa sahabatnya itu sedang mati- matian untuk bersikap sabar agar amarahnya tak meledak- ledak disini. Jaejoong menoleh sekilas kearah samping dan melirik Donghae dari sudut matanya lalu tersenyum sinis.

“apa yang harus ku jelaskan? Tak ada yang bisa ku jelaskan Donghae-ssi. Bukanya kau sudah melihatnya? Dan semua sudah jelaskan? Kudengar matamu itu belum buta jadi kau seharusnya sudah bisa melihatnya tadi bukan?” ucap jaejoong sinis menghempaskan kasar tangan Donghae yang menggenggam pergelangan tangan jaejoong lalu melangkahkan kakinya pergi tak lupa senyuman meremehkannya yang ia sunggingkan untuk Donghae. Donghae merasa ia sudah mendidih, kemarahannya sudah di atas ubun- ubun mungkin bisa lebih. Ia sudah tak bisa mencoba untuk bersabar dan mentolerir sedikit karena Jaejoong adalah sahabat baiknya yang sudah bersahabat dari kecil. Ia juga merasa sekarang bukan hanya hatinya saja yang sakit hati melihat itu namun sekarang harga dirinya sedang di pertaruhkan, ia merasa Jaejoong sudah menginjak- injak harga dirinya sebagai  Lee Donghae. Ia menghampiri Jaejoong lagi dan melemparkan tinjuan ke rahang kanan Jaejoong.  “hisshh…..” desis Jaejoong menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya akibat pukulan keras Donghae.

“CISH~! AKU KIRA IA SANGAT MENCINTAIKU! BAHKAN SAAT AKU BERKATA ‘I MISS YOU’ IA TAK PERNAH MENJAWABKU SAMA SEKALI! BAHKAN SAMPAI- SAMPAI AKU BERPEGANG PADANYA YANG SEKARANG HANYALAH HARAPAN KOSONG YANG SAMA SEKALI TAK BERGUNA! KU PIKIR AKU DULU TAK BISA HIDUP SENDIRI TANPA-NYA! TAPI KAU BISA LIHATKAN?  BAHKAN AKU SANGGUP MELEWATI BEBAN YANG KAU TUMPAHKAN PADAKU TANPAMU!AKU GA BUTUH KAMU LAGI!” teriak Donghae mengeluarkan semua uneg- unegnya yang seharusnya ia keluarkan di hadapan Jessica namun malah ia keluarkan di hadapan teman- temannya karna ia terlalu takut untuk mengatakan ini di depan Jessica, ia takut Jessica akan benar- benar pergi dari hidupnya karna di hatinya yang paling dalam ia masih mencintai Jessica, sangat- sangat mencintainya.

Jaejoong yang awalya sibuk menyeka darah yang terus keluar tiada hentinya sambil memegangi rahang kanannya yang masih terasa nyeri karna dipukul, ia berhenti melakukan aktifitas itu sejenak mendengar kata demi kata yang dikeluarkan Donghae untuk Jessica. Entah mengapa emosi Jaejoong yang awalnya stabil dan aman- aman saja sekarang sudah mulai tersulut karena mendengar perkataan Donghae barusan. Apa maksud Donghae berkata seperti itu?! Dengan berteriak dan mengatakan hal seperti itu bukannya sama saja ia sama sekali tak menghargai Jessica yang sudah berada disisi Donghae selama 2 tahun? Yang selalu berada disisinya jika Donghae sedang sakit atau kesepian, yang selalu merawat Donghae tanpa mengeluh dan selalu  ada disisi Donghae saat Donghae membutuhkannnya kapan pun itu. Apakah ia sama sekali tak menghargai Jessica? Atau ia sudah lupa dengan kebaikan Jessica saking banyaknya? Apa karna ia sedang marah? Tak mau tau apa alasan Donghae berkata seperti itu, namun ini sangat tak bisa diterima! Ini keterlaluan!!

“SIAPA YANG BERADA DISISIMU SELAMA INI, HUH??!! SELAMA 2 TAHUN BELAKANGAN INI SIAPA YANG SELALU ADA SAAT KAMU MEMBUTUHKANNYA? SIAPA YANG SELALU MERAWATMU JIKA KAMU SAKIT?! SIAPAKAH YANG RELA MENEMANIMU DALAM  SUKA MAUPUN DUKA??!!  APAKAH ADA YANG LAIN, HUH??!! APA KAU SUDAH LUPA DENGANNYA, CINTANYA, DAN SEMUA KEBAIKANNYA YANG TELAH IA BERIKAN KEPADAMU?! BAHKAN HIDUPNYA JUGA PERNAH IA PERTARUHKAN UNTUK MENYELAMATKANMU SAAT KECELAKAAN?! APAKAH KAU SUDH MELUPAKAN SEMUA  PENGORBANANNYA?! APAKAH IA PERNAH MEMBUATMU MENANGIS SELAMA INI??!! APAKAH IA SUDAH TAK PENTING BAGI MU SEKARANG??!! SEDANGAKN IA SELALU MENOMOR SATUKAN MU!! JAWAB!!” bentak Jaejoong dengan emosi yang besar di setiap kata yang ia keluarkan, muka Jaejoong merah menahan marah. Persetan dengan permainan ini terbongkar ia sangat ingin menampar mulut Donghae yang tak tau diri dan tak tau terimakasih itu!

Donghae terdiam mendengar perkataan Jaejoong pikirannya sibuk mencerna perkataan Jaejoong yang hampir semuanya benar! Namun mulutnya tak bisa membuka dan mengatakan sesuatu. Disisi satu sisi ia sudah terlanjur disakiti, disisi lain semua perkataan yang Jaejoong benar dan ia masih mencintai Jessica dan entah kenapa ia masih saja percaya dengan Jessica walaupun ia sudah melihat semuanya dengan mata kepalanya sendiri, aneh bukan? Sepertinya hatinya sedang rada- rada konslet. Jaejoong melemparkan satu pukulan tepat di tulang pipi Donghae saat melihat Donghae lengah. Awalnya Donghae terdiam namun beberapa detik kemudian ia kembali sadar dan membalas tinju ke Jaejoong. Terjadilah pertengkaran yang sangat sengit di siang ini. Siwon, Leeteuk, dan Eunhyuk dari tadi hanya bisa terdiam melihati pertengkaran mulut mereka, karena mereka sendiri bingung mau membela sapa. Mereka juga sama sekali tidak menyangka pertengkaran sengit antara mereka. Ini semua diluar dugaan dan tentu saja kendali mereka. Agar tak berlarut- larut Siwon memegang Jaejoong dan menyeretnya menjuh dari Donghae, sama seperti Siwon, Leeteuk dan Eunhyuk pun memegang Donghae dan menariknya menjauh. Sebenarnya akan mudah bagi Siwon yang bertubuh besar hanya untuk menenangkan Jaejoong begitu pula dengan Leeteuk dan Eunhyuk yang bekerja sama hanya untuk melawan satu orang, Donghae. Tapi kenyataannya mereka sedang melawan orang yang terbakar amarah akut.

BLUK..

Saking kuatnya Donghae dan pantang menyerah untuk melepaskan dirinya. Terpaksa Eunhyuk dan Leeteuk mendorongnya sampai menatap pintu rumah kosong. Sama dengan Siwon yang kewalahan karna sendiri menenangkan jaejoong yang sudah panas dingin karna marah pun terpaksa mendepetkannya ke mobil yang ada disitu, mobil seungri. Jaejoong sudah bisa menguasai amarahnya sendiri dan sudah mulai tenang sedikit demi sedikit, Siwon tetap berjaga disamping Jaejoong hanya untuk berjaga- jaga jika Jaejoong kembali labil. Donghae juga sudah mulai sedikit tenang, ia sedang mengatur nafasnya yang sempat memburu tadi. dengan kasar Donghae melepaskan cengkraman tangan Leeteuk dan Eunhyuk satu persatu, Leeteuk dan Eunhyuk yang mengira Donghae akan kembali menghajar Jaejoong dengan cekatan mencengkram Donghae mencegahnya untuk maju namun sekali lagi Donghae melepasnya kasar dan  melemparkan death gleare ke arah mereka dan membuat yang ditatap bergidik, lalu segera meninggalkan tempat duluan.

**********&&&&****************&&&&&***************&&&&&&&&&&&&************

“Hyung! Mwohaneungoya?!” protes Donghae kesal ke arah hyung- hyungnya karna sama sekali tak membantunya malah menggagalkan rencananya memukul Jaejoong. “sudahlah Donghae, percuma kau memukul Jaejoong kan? Kau akan bonyok sendiri di balas pukulannya.” Saran Leeteuk yang hanya dijawab dengan dengusan kesal dari Donghae lalu meneruskan protesnya lagi, “tapi kan Hyung-“ protesan yang mau keluar dari Donghae terputus, “sudahlah, kau mau protes ke sapa lagi? Kita seperti ini tuh hanya untuk melindungi mu! Jangan dibahas lagi! Ayo kita ke mall! Pasta gigiku udah habis nih!” sela Eunhyuk cepat entah muncul dari mana, mungkin ia habis dari kamar mandi mengecek keperluannya yang habis. “joha! Gel ranbutku juga udah mau habis nih! Nanti kalau rambut ku kempes gimana?” sahut Siwon sambil mencoba memberi guyonan yang ternyata sukses membuat semuanya tertawa renyah termasuk Donghae. “ok. Kita ke mall . kajja!” ajak Leeteuk membuka pintu apartement lalu keluar duluan disusul dengan Eunhyuk setelah menyambar kunci mobilnya. “jigeum?” heran Donghae yang masih tetap di posisinya. Siwon melengos sebelum akhirnya menoleh malas ke arah Donghae, “Yaiyalah! Kau kira kapan,huh?” jawab Siwon singkat, padat, dan jelas.

(++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++)

“hahahahha….”

Tawa mereka ber-empat meledak beberangen didalam mobil –Leeteuk, Donghae, Eunhyuk, Siwon- setelah mendengar cerita konyol yang dikeluarkan oleh si ‘angel without wings’. Sejenak Donghae bisa melupakan secara total kejadian tadi siang, Hpnya, Jaejoong, dan Jessica. Donghae menyandarkan tubuhnya ke jok belakang sembari mengulum senyum manis. Tubuhnya lelah setelah ber jam- jam ia dan kawan- kawannya memutari mall yang berada di kawasan Chungdeong (bener ga tulisannya?hehehe) ia memutuskan untuk diam menenangkan dirinya sejenak dan tak mendengarkan Leeteuk yang dari tadi masih mengeluarkan lelucon- lelucon konyol. Lagi pula perutnya tadi sudah sakit seperti dikocok karna terlalu banyak dan lama tertawa terbahak- bahak. Tapi keputusannya salah besar karna memutuskan untuk menenangkan dirinya. Memang tubuhnya jadi bisa beristirahat tapi segala pikiran langsung masuk ke otaknya memutar kejadian tadi siang yang sangat mengiris hatinya. Donghae menopang kepalanya dengan tangan kirinya yang ia senderkan di dekat jendela mobil memandang keluar yang hanya terlihat mobil- mobil ber berjejer rapi dan teratur, sekarang mereka sedang ada di tempat pemarkiran mobil.  Donghae mengucek matanya entah hanya bayangan atau lamunannya saja ia melihat Jaejoong dan Jessica sedang berada di mobil yang sama, misalnya ini hanyalah sebuah halusinasi Donghae semata tapi ini benar- benar seperti kenyataan.

Di jam yang sama dan di tempat yang sama pula, hanya saja menceritakan orang yang berbeda. Duduklah namja bernama jaejoong dan yeoja bernama Jessica dalam satu mobil yang sama di tempat parkiran sebuah mall di kawasan Chungdeong. “oppa, gwenchana?” tanya Jessica khawatir melihat wajah Jaejoong yang lebam di rahang kanannya seperti habis bertengkar. “aniya, nan gwenchana.” Sanggah Jaejoong mengeluarkan senyum termanisnya, “kurasa oppa sedang tidak dalam keadaan baik- baik saja.” Kekeuh Jessica ia memegang wajah Jaejoong yang lebam dan benar saja Jaejoong meringis kesakitan karena pegangan lembut Jessica. Mereka berdua masih belum menyadari ada delapanm mata yang melihat pada mereka namun hanya satu mata saja yang tatapannya terbakar amarah, dan cemburu. Mereka –jaejoong & Jessica- terkaget ketika mendengar gebrakan tepat di depan mobil Jaejoong, buru- buru mereka menoleh ke arah depan dan melihat Donghae yang sudah berdiri tepat di depan mobil mereka dan menggebraknya untuk sekali lagi. Jessica yang tau itu segera menggeser tubuhnya ke kiri dengan segera tangan kekar Jaejoong sudah melingkar apik di pinggang rampinmg Jessica. Donghae tambah geram tangannya ia kepalkan dengan sangat erat, giginya saling menggertak saking geramnya. “TERUS! TERUSKAN SAJA KAU MEMBUATKU CEMBURU! LAKUKANLAH YANG TERBAIK UNTUK MEMBUATKU CEMBURU! AKU TAK AKAN PERNAH BERUBAH PIKIRAN! DAN TAK AKAN PERNAH MEMPUNYAI PENYESALAN SEKECIL APAPUN ITU!” kata Donghae penuh dengan penekanan membuat semua yang mendengarnya pasti akan bergidik ketakutan.

Jaejoong tersenyum licik sebeum berkata, “Selalu tersenyum seperti itu Donghae-ssi seolah- olah tak ada yang pernah terjadi! Tenang saja! Saya akan melakukan semampu saya.” Donghae sekuat tenaga menahan amarahnya rasanya ingin sekali ia menarik kerah baju Jaejoong keluar dari mobil dan meninjunya untuk sekalilagi jika tidak ada Siwon dan Leeteuk yang sudah memegang tangan Donghae menariknya, mengajaknya untuk kembali menaiki mobil dan pulang.

-_____—_______——————-______________——————-____________———_________——

Seorang yeoja berjalan sempoyongan disebuah lorong sebuah apartement seperti sedang mabuk tapi sayangnya ia tak mabuk. Matanya basah karna menangis sampai sekarang masih saja ada sungai yang mengalir membentuk aliran sungai kecil di wajah mulusnya. Sepertinya ia sangat- sangat lelah. Benar, Jessica sangat lelah dengan semua kenyataan ini! Sangat- sangat lelah, menghadapi semua kejutan- kejutan yang selalu muncul selama hidupnya. Ia berhenti di sebuah pintu apartement, mengambil sebuah kunci dari tas kulit bewarna putih miliknya memutar perlahan knop pintu dan membukanya. Ia melemparkan tasnya ke sembarang arah menutup pintunya dengan sangat perlahan lalu bersender pada pintu itu, lama kelamaan Jessica merosot sehingga ia sekarang terduduk di lantai dan menangis sepuas- puasnya.

Di waktu yang sama tapi berbeda tempat Leeteuk dan Siwon sedang mengintip kamar Donghae karena pintu kamarnya tak tertutup rapat. Sejak kejadian tadi Donghae sama sekali tak berbicara setelah sampai di apartement ia lebih memilih untuk ke kamarnya langsung. Di dalam sana Donghae sedang membanting segala peralatan yang ada di kamarnya tanpa ampun untuk melampiaskan kemarahannya. Donghae melakukan itu sambil terus menangis, ia memangbukanlah namja yang cengeng dan ia tak mau menjadi namja cengeng tapi ini sudah terlalu menyakitkan. Sahabat? Yeojachingu-nya? Berpacaran? Lalu ia di anggap apa selama ini dengan mereka?? Apa perasaannya dianggap permainan? Ini gila! Donghae terduduk lemas di sebuah sofa tua yang terdapat di dalam kamarnya posisinya membelakangi pintu kamarnya tapi Leeteuk dan Siwon masih dapat melihat bahu Donghae yang bergetar hebat dari belakang, namja itu sedang menangis melampiaskan semuanya. Siwon tak tega melihat Donghae yang terlihat sangat terpukul dengan keadaan ini. Siwon memantapkan tekadnya akan menghibur Donghae tapi lengannya di cengkram kuat- kuat Leeteuk, “ia membutuhkan waktu menyendiri Siwon-ah.” kata Leeteuk bijak padahal dirinya sendiri ingin menangis melihat keadaan dongsaeng-nya dan segala kenyataan pahit yang menimpanya.

“ini terlalu berat Hyung. Ku doakan agar ia bisa kuat dan tabah menghadapi semua ini” Lirih Siwon menunduk menyembunyikan air matanya yang sudah mulai menggenang di pelupuk matanya, Leeteuk hanya mengangguk samar lalu meninggalkan kamar Donghae yang masih ramai karna suara tangis Donghae. Tanpa diketahui semuanya Leeteuk sudah meneteskan beberapa air mata.\

“hahahahahahah….”

Gelegak tawa sudah mewarnai salah satu kamar rumah sakit di pagi hari.  Ada tiga namja duduk mengelilingi seorang yeoja berpakaian khusus pasien rumah sakit tersebut. Suasana di dalam kamar itu sangat hangat apalagi ke-empat manusia itu sedang bertukar cerita dan lelucon yang sangat konyol sehingga dapat mengocok perut. Wajah mereka masing- masing penuh peluh karena terlalu banyak tertawa, walaupun suasana begitu hangat dan ceria tetapi masih saja warna kesedihan dan kegelisahan menyirati muka mereka. “oppa! Keumanhae! Kau membuatku sakit perut!” kesal yeoja berpakaian pasien itu sembari memukul pelan bahu namja berambut coklat dengan masih tertawa terbahak- bahak. Beberapa menit kemudian suasana menjadi terasa sepi tetapi masih hangat hingga suara cempreng seorang yeoja memecahkan keheningan yang tercipta, “oppa! Eunhyuk oppa eodiya?” tanya Jessica celingak- celinguk mencari sesosok namja berambut blonde dengan gummy smile yang selalu menghiasi wajahnya. “Eunhyuk? Nan molla.” Jawab Siwon disertai anggukan dari Leeteuk dan Jaejoong. Yeoja itu hanya mengerucutkan bibirnya dan mendengus kesal sebelum berkata, “aish! Dasar monyet gunung! Dongsaengnya mau menjalani operasi, masak oppa-nya tak datang?” (Keumanhae= hentikan!)

“aigo… bagaimana bisa oppa mempunyai dongsaeng semanja  kamu?” gemas Jaejoong mencubit kedua pipi Jessica. “aish.. appo..” rengek Jessica berusaha melepaskan cubitan Jaejoong. Jaejoong hanya terkekeh dan melepaskan cubitannya lalu tangannya pindah ke kepalanya, “cepat sembuh ya Jessica! Agar kita bisa kembali seperti semula!” tulus Jaejoong sembari mengacak- acak perlahan rambut Jessica, sedangkan Jessica hanya tersenyum dan mengangguk saja.

Saking asiknya mereka sama sekali tak merasakan kehadiran namja di antara mereka, tapi namja itu tak masuk untuk berkumpul bersama mereka tapi ia hanya berada di depan pintu mendengarkan setiap perkataan yang saling diucapkan, wajahnya menggambarkan penyesalan yang amat dalam. Namja itu adalah Eunhyuk, ia memang tak ingin masuk dan menemani dongsaengnya, ia benar- benar tak bisa menyimpan rahasia ini sampai kapan. Dengan tekad yang sudah sangat besar dan bulat (?) Eunhyuk merogoh kantong celana jeansnya mengeluarkan sebuah Hp memencet- mencet layar Hp tersebut lalu mendekatkan ke telinganya dan berjalan menjauhi pintu kamar Jessica. “mianhada Jessica, Jeongmal Mianhada. Aku tak bisa menepati janjiku sendiri. Tapi ini semua demi kebaikan mu dan juga Donghae.” Bisik Eunhyuk mengharapkan bahwa Jessica dapat mendengar bisikannya walaupun itu mustahil.

“Yoboseyo?”

__________****************____________**********_________***********_______*****

Donghae berjalan dengan gontai menyusuri jalan kota Seoul. Ia sama sekali tak berkonsentrasi dengan jalannya, bahkan ia sendiri tak tau kemana ia akan berjalan ia hanya mengikuti kakinya yang membawanya entah kemana. Sudah banyak prang meneriakinya karena berjalan tak melihat- lihat sehingga menabrak tetapi tak di hiraukan sedikit pun protesan orang kepadanya. Otaknya sudah melayang- layang, ia berusaha mencerna semua kenyataan yang terlalu berat untuknya, ia ingin semua kenyataan yang sudah terjadi semua ini hanyalah mimpi belaka dan ia akan terbangun dari mimpi buruk ini menemukan Jessica sedang memasak di apartement Donghae karna menunggu Donghae bangun, dan mereka akan makan bersama selain itu juga Jessica akan memberikan morning kiss pada Jessica. Tapi ini terlalu nyata jika diharapkan hanya mimpi. Donghae agak terlonjak ketika merasakan sesuatu bergetar di saku celananya. Ternyata itu Hpnya lah yang berbunyi, ia melihat penelponnya dan mengangkatnya dengan malas.

“Yoboseyo?”

“Yoboseyo Eunhyuk-ah. Wae gurae?”  (wae gurae?= ada masalah apa?)

“Donghae-ah! bisakah kau ke Rumah sakit xxx?”

“jigeum?”

“yups! Sekarang! Jangan kau sia- siakan waktumu!”

“memangnya ada apa sih?”

“Jessica masuk rumah sakit dan akan segera di operasi.”

Satu kalimat terakhir itu mampu membuat Donghae sadar, tanpa membalas perkataan terakhir Eunhyuk, Donghae segera memutuskan panggilannya. Ia memutar balik arah dan berlari sekencang mungkin menuju rumah sakit tempat Jessica di rawat. Berbagai pertanyaan sudah muncul di otak Donghae tapi ia tak punya waktu untuk memikirkannya, tujuannya sekarang hanyalah menuju rumah sakit lebih cepat agar bisa menemui Jessica dan meminta semua keterangan pada Eunhyuk lebih detail. Keringat sudah membasahi tubuhnya tapi itu semua sama sekali tak mengganggunya.

Di tempat lain  sudah terlihat beberapa suster dan Dokter mendorong sebuah kasur beroda *author ga tau apa namanya* yang tergeletak disana seorang yeoja yang masih sadar, senyum masih terukir dibibirnya tapi tidak bagi ke empat namja yang juga mengikuti dokter dan suster- suster itu. Wajah mereka malah lebih seperti gelisah, takut menjadi satu. Tapi yeoja itu selalu saja tersenyum mengartikan tak akan ada apa- apa yang terjadi, hingga mereka sampai di depan sebuah pintu yang sangat besar, “mianhada. Agesshi tak bisa ikut masuk ke dalam ruang operasi. Harap tunggu diluar.” Kata seorang suster lalu masuk ke dalam pintu itu sedangkan 4 orang itu hanya bisa lemas menuruti apa yang dikatakan suster itu. Mereka hanya bisa menunduk dan mengucapkan doa- doa keselamatan agar operasi berjalan dengan sangat lancar sehingga Jessica bisa sembuh dan selamat, dan pastinya ia akan kembali pada Donghae.

Di dalam Jessica melihat banyak alat- alat medis yang sangat besar dan aneh yang belum pernah ia lihat selama ini. Ia hanya bisa pasrah dengan apa yang terjadi, alat- alat medis itu mulai dinyalakan dan menimbulkan suara yang sedikit bising di telinga. Jessica melihat ke atas, ia mencoba mengingat- ingat kembali kenangan- kenangan indahnya bersama namja yang sangat ia cintai baik dunia maupun akhirat, Lee Donghae. Dimana saat ia di ajak makan malam di tempat yang sangat romantis dan diajak berdansa di tengah jembatan dan menyaksikan pertunjukan kembang api yang bertuliskan ‘Jessica Jung, Would Marry Me?’ dan disaat yang bersamaan Donghae berlutut memegang sebuah kotak bewarna merah yang isinya adalah sebuah cincin berlian yang sangat- sangat indah. Jessica mengukirkan senyum tipisnya ketika mengingat saat ia berkata ‘i do’ kepada Donghae setelah itu Donghae langsung memeluknya dan menciumnya dengan sangat lembut. Jessica sangat menyesal sekarang ketika mengatakan ‘i do’ kepada Donghae, dengan begitu ia sama saja memberikan harapan palsu pada Donghae? Buktinya ia tak akan bisa hidup dengan Donghae dan terus menemani Donghae sampai akhir hayat, ia malah meninggalkan Donghae yang tersakiti atas kelakuannya.

(((((((((((((((((((***********************************************************)))))))))))))))))))

Sudah 5 menit sejak Jessica masuk ke ruang operasi Donghae sama sekali belum menunjukan kehadirannya. Tapi semenit kemudian Eunhyuk, Leeteuk, Siwon, dan Jaejoong dikagetkan dengan derap langkah tergesa- gesa, namja itu Donghae. Leeteuk, Siwon, dan Jaejoong sama sekali tak kaget dengan kehadiran Donghae disini karena sebelumnya Eunhyuk sudah mengatakan yang sebenarnya dan anehnya Leeteuk, Siwon, dan Jaejoong malah memuji perbuatan berani Eunhyuk. “Hyung! Jessica eodiya?” tanya Donghae semua terdiam tak ada yang menjawab, sampai Leeteuk hanya menunjuk pintu operasi dengan dagunya ia tak punya tenaga untuk berkata- kata lagi. Donghae  mau berjalan mendekati pintu tetapi pergelangan tangannya di tahan oleh seseorang dengan kesal Donghae menolehkan kepalanya ia kaget ternyata yang memegang tangannya adalah Jaejoong. “Donghae-ah, Geotjimal Mianhada. Sica-ya sangat mencintai dirimu dan hanya dirimu.” Kata Jaejoong sembari memberikan cincin Jessica ke tangan Donghae dan berlalu meninggalkannya. (Geotjimal Mianhada= maafkan aku telah berbohong)

Donghae merasa sangat bersalah sangat- sangat bersalah pada Jessica, ia bersalah tak mempercayai Jessica, ia bersalah memilih untuk meninggalkan Jessica yang sekarang sedang bertarung melawan penyakit yang selama ini ia derita dan yang selama ini ia tutupi dari Donghae. Ia merasa bukanlah menjadi namjachingu yang baik karna tak selalu berada di sisi yeojachingu-nya, ia adalah namjachingu terbodoh di dunia! Tapi ia juga merasa marah dan kecewa dengan Jessica, coba Jessica memberitahukan penyakitnya? Ia pasti akan selalu menemani Jessica dan menguatkannya, tapi Jessica memilih jalan seperti ini? Sama saja ia membuat Donghae menjadi orang jahat! Donghae menangis sekeras- kerasnya melampiaskan semua kekecewaan, kesedihan, kemarahan, kegelisahan. Badan Donghae bergetar hebat tenaganya sudah mulai habis tapi air matanya terus mengalir dengan derasnya, Donghae duduk di lantai dengan teus menangis. Ia takut, ia takut akan kehilangan yeoja yang sangat dicintainya. Ia takut takdir akan memisahkan mereka, ia takut.

Sudah 5 jam Jessica berada di ruang operasi akhirnya salah satu dokter yang menangani Jessica keluar dari ruang operasi. “dokter, bagaimana keadaan Jessica?” tanya Donghae memburu ia benar- benar dilanda rasa takut yang amat sangat. “operasinya berhasil, tetapi ia sekarang sedang berada di masa kritis dan ia koma.” Jawab Dokter itu lalu meninggalkan Donghae dan kawan- kawannya yang bingung harus merasakan sedih ataupun senang. Yang penting sekarang mereka bersyukur, Jessica bisa melewati operasinya dan tetap bertahan hidup meskipun itu koma.

____+++++++____

1 HARI SETELAH OPERASI

“anneyeong chagiya.” Sapa Donghae memasuki kamar Jessica di rumah sakit. Ia masih tetap berada dalam keadaan koma setelah operasi dan masih berada dalam masa kritis. “Sica-ya, kapan kau bangun? Aku kesepian tanpamu disini. Bogoshipeoyo.” Kata Donghae menggenggam lembut tangan Jessica yang tak bergerak. Mata Donghae menatap sendu ke arah Jessica hatinya serasa teriris melihat yeojachingu-nya tak berdaya seperti ini. Mata Jessica tertutup rapat, banyak sekali selang- selang menempel pada tubuhnya yang selama ini membantu jessica untuk tetap hidup. “sica-ya, apa kau tak merindukan ku? Kenapa kau belum kembali? Dimana kau sekarang? Apa kau melihatku? Ini lebih membuatku tersiksa daripada aktingmu dulu.” Lirih Donghae air matanya sudah menggenang di kedua pelupuk matanya. Segera Donghae menghapus air matanya agar tak meluncur keluar, ia malu sekali menangis di depan yeojachingu-nya karna ia harus melindungi Jessica, mengapa ia malah menangis? Itu pasti akan membuat Jessica semakin sedih. “Sica-ya, waktu berkunjung sudah habis. Aku akan pulang dan besok aku akan kembali kesini untukmu. Goodbye my Baby.” Pamit Donghae sembari mencium lembut kening Jessica dan berjalan keluar kamar Jessica.

2 HARI SETELAH OPERASI

Pintu kamar Jessica terbuka perlahan munculah seorang namja membawa serangkai bunga Lily dan masuk ke dalam kamar Jessica. “Sica-ya, Anneyeong. Aku kesini membawa bunga kesukaan mu, Bunga Lily.” Kata Donghae sibuk menata bunga lily yang ia bawa kedalam vas bunga yang ada di kamar lalu menarik sebuah kursi dan duduk di sebelah kasur tempat Jessica terbaring. “Sica-ya, apa kau ingat? 2 hari yang lalu adalah uri Anniversay yang ke-2. Apa kau ingat biasanya saat 3 hari setelah anniversay kita, kita selalu bermain di Lotte World menghabiskan waktu bersama seharian? Dan pada malam harinya kita akan makan di restoran tempat pertama kali aku menembak mu? Apa kau ingat? Dan semua itu jatuh pada hari esok Jessica-ya. Apa kau ingin melewatkannya di rumah sakit ini? Apa kau tak bosan? Chagiya, Jebal.. ireona!!” kata Donghae panjang lebar, tak terasa air matanya sudah deras. Ia benar- benar tak kuat jika begini terus. Ia genggam erat tangan Jessica yang ia rasa semakin kurus, wajah Jessica pucat tak seperti kemarin. “Sica-ya! Ireona!  Apa kau tega padaku?” Donghae semakin tak bisa mengontrol dirinya sendiri, ia terluka melihat Jessica seperti ini. “JESSICA JUNG!! SARANGHAE, JEONGMAL SARANGHAE!! WILL YOU MARRY ME?? WILL YOU BE MY WIFE?? WILL YOU BE BY MY SIDE FOREVER??!!” histeris Donghae, ia sangat ingin mengatakan ini pada Jessica. Ia tau bahwa ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengatakan ini, tapi ia tak bisa menahan ini lebih lama lagi. Hatinya kembali tersakiti tak mendengar jawaban dari Jessica.

Donghae menangis, mengharapkan Jessica mendengar semua yang baru saja ia ungkapkan lalu sadar dan mengatakan ‘i want to marry u, i want to be your wife, and i always be by your side forever.’ Tapi semua itu hanyalah harapan Donghae belaka, buktinya Jessica sama sekali tak membuka matanya. Donghae shock melihat Jessica meneteskan air matanya si sudut matanya dalam kondisi koma. Tak hanya satu dua tetes saja, air mata itu terus mengalir sangat deras menandakan Jessica sedang bersedih, “Sica-ya, uljima. Mianhe, jeongmal mianhe jika kata- kata ku tadi salah. Mianhe. Uljima.” Kata Donghae sambil menyeka air mata Jessica yang tak kunjung henti. Sekali lagi melihat Jessica menangis hati Donghae terasa di iris- iris kembali dengan sebuah pisau. Tak lama air mata Jessica berhenti, itu semua dapat membuat Donghae tersenyum kembali. “itulah yang kusuka dari  mu, Sica-ya.” Kata Donghae tersenyum manis sekali sayang Jessica tak melihatnya. “saranghae, neomu neomu saranghae. Selalu jadilah yeoja penurutku Jessica.” Lanjut Donghae mengecup sekilas bibir Jessica yang dingin dan kaku. “ehm.. bagiamana bisa seperti ini? Kau koma, tetapi bibirmu rasanya seperti madu.” Jelas Donghae sembari mencium kembali bibir Jessica dengan sangat lembut. Ciuman itu berlangsung lama  walaupun Jessica tak membalasnya. “omo! ini sudah jam 6! Aku harus pulang dulu. Anneyeong chagiya.” Pamit Donghae mengecup lembit dahi Jessica lalu berlari pergi.

HARI KE-3 PASCA OPERASI….

Donghae berlari- lari menyusuri lorong rumah sakit yang lumayang sepi. Keringatnya sudah mengucur tak karuan, karena harus berlatih bersama band-nya untuk perfomance penting lusa. Ia melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya sudah jam setengah enam sore. Itu artinya ia tak akan bisa menghabiskan waktu lama bersama Jessica, padahal ia membawakan bunga kesukaan Jessica sama seperti kemarin, bunga lily. Hanya saja hari ini sangat special karena bunga itu ia pesan langsung dari petani bunga dan secara khusus dibentuk membentuk hati. Hari ini juga ia akan melamar Jessica, dulu Jessica pernah berharap akan dilamar Donghae pada saat hari ke-3 setelah anniversay mereka dan inilah saatnya. Donghae akan mengabulkan semua keinginan Jessica. Walaupun letih menyerang Donghae tapi ia tetap terlihat semangat dan juga senyum manis nan hangatnya juga masih terlukis di bibir tipisnya, sebentar lagi ia akan meminang yeoja yang sangat ia cintai dunia maupun akhirat. Donghae masuk ke dalam kamar rawat jessica, “anneyeo-“ sapaan Donghae terputus ketika tak mendapati siapapun yang berada di sana termasuk badan Jessica yang seharusnya masih terbaring disana. Ruangannya tampak sangat bersih, kasurnya sangat rapi bahkan bunga lily yang kemarin Donghae tinggalkan sudah tidak ada dan diganti bunga melati. Donghae mengerutkan kening, Jessica sangat tak menyukai bunga melati karena baunya seperti bunga orang meninggal.

Donghae menghampiri vas bunga itu mengganti bunga melati itu dengan bunga lily yang ia bawa. Seorang perawat datang memasuki kamar tersebut, “Donghae-ssi,  apa yang kau lakukan disini?” tanya sang perawat itu heran. “aku disini sedang mengganti bunga yang ada di kamar ini. Jessica sangat tak menyukai bunga melati.” Jawab Donghae tanpa melepaskan pandangannya dari bunga lily tersebut. Senyuman indah masih terukir di wajahnya. Sekarang gantian perawat itu yang mengerutkan kening namun segera ia mengambil nafas berat dan berkata, “apa kau tak tau bahwa Jessica-ssi sudah di pindahkan?” donghae menoleh lalu menggelengkan lehernya perlahan sekali lagi perawat itu mengeluarkan nafas berat, “mianhada Donghae-ssi. Jessica-ssi sudah meninggal beberapa menit yang lalu.”

PRRAANNGGG…

Suara vas bunga jatuh membuat sang perawat terkaget. Tapi Donghae lebih kaget lagi mendengar perkataan perawat itu, “nde?! Tolong jangan bercanda agesshi! Ini bukanlah lelucon yang dapat membuat semua orang tertawa!” sinis Donghae menatap tajam ke arah perawat, tapi perawat itu malah melipat kedua tangannya di depan dada, “ini bukan lelucon Donghae-ssi! Kau kira aku gila?! Kalau tak percaya silahkan lihat lah kamar nomer 545.” Jawab perawat itu tak kalah sinis lalu melenggang keluar meninggalkan Donghae yang berdiri kaku. Hatinya serasa mencelos tinggi, jantungnya berdetak cepat, darahnya berdesir dengan sangat cepat. Keringat dingin mulai meluncur di wajah tampannya. Dengan ragu Donghae menggerakan kakinya ke arah kamar yang diberitahu perawat tadi tangan kanannya menggenggam erat kotak berisikan cincin emas bermatakan berlian yang akan ia buat untuk meminang Jessica hari ini. Tidak jauh jarak kamar Jessica yang lama dan kamar nomor 545 hanya perlu melewati satu lorong saja. Tangan Donghae gemetar hebat saat mulai menyentuh knop pintu kamar 545, kamar itu seperti kamar penyimpan takdir yang sangat Donghae takuti ia berharap Jessica sadar dan semua ini hanya akal- akalan-nya saja, semoga.

KRREEEKK…

Suara pintu dibuka perlahan. Donghae dapat melihat beberapa orang duduk termenung menopang kepalanya. Orang- orang yang berada dalam kamar itu pun sangat ia kenali, mereka adalah para Hyung dan dongsaeng Donghae. “hyung.” Lirih Donghae tetapi karena suara sangat tenang semua dapat menangkap suara itu dan segera menoleh bebarengan ke arah pintu, “Donghae-ya” gumam mereka bersamaan. Donghae tak menghiraukan gumaman mereka matanya jatuh pada kasur yang tertutupi selimut putih dan terlihat ada bentuk manusia di baliknya. Donghae berjalan dengan hati- hati matanya tak pernah memandang yang lain selain obyek yang berada di atas kasur itu. Perlahan tapi pasti Donghae membuka selimut itu. Tampaklah wajah Jessica yang terlihat sangat damai disana, warna kulitnya sudah memucat, Donghae menyentuh pipi halus Jessica yang sudah terasa dingin tak seperti biasanya yang selalu hangat. “Sica-ya, jebal ireona.” Bisik Donghae halus pada telinga Jessica tapi tak ada respon sama sekali. “sica-ya, janganlah bercanda! Ini tak lucu Sica-ya!” kata Donghae kini nadanya sedikit meninggi, semua teman- teman Donghae hanya bisa maklum dan terdiam melihat sikap Donghae yang sepertinya begitu tertekan. “Sica-ya! Ireona! Aku memerintahkan mu untuk bangun!” titah Donghae dengan nada tinggi tetap saja tak ada respon dari Jessica. “Sica! Apa kau tak mendengar titahku?! Aku menyuruh mu untuk bangun dan mengakhiri semua akting ini!” bentak Donghae pada mayat Jessica. Air matanya sudah jatuh tak tertahankan hatinya begitu perih dan pedih.

“Sica-ya! Ireona! Jebal ireona!” histeris Donghae menggoyang- goyangkan kasar jasad Jessica. “Jessica! Aku tau kau bercanda kan? Keumanhae!!” sinis Donghae sambil tertawa pedih. Ia benar- benar tak bisa menerima kenyataan bahwa Jessica akan meninggalkannya, keadaannya sekarang persis orang gila yang marah kepada sebuah tubuh yang sudah tak bernyawa lagi. “Sica-ya! Jangan tinggalkan aku! Jebalyo!” Tubuh Donghae memeluk erat tubuh Jessica yang sudah tak bernyawa lagi. “Sica-ya! Apa kau tega meninggalkan ku sendirian, huh?!” kata Donghae disela- sela tangisnya yang sudah pecah. Ia sudah tak tahan dengan semua ini, ia meluapkan semuanya disini. “Sica-ya! Nan jeongmal saranghaeyo, arrayo? Tapi kenapa kau meninggalkanku??!!” teman- teman Donghae hanya bisa menatap miris ke arah Donghae yang berbicara sendiri. “kenapa kau meninggalkan ku dengan cara begini?! Apa kau tak mencintaiku?! Kau harus selalu berada di sisiku Sica-ya!” Donghae mengeluarkan pertanyaan yang selama ini selalu menghantuinya.

“kenapa kau tega meninggalkanku?? Waeyo?? Apa aku punya salah padamu?? Apa kau meragukan cintaku padamu?? Waeyo??!! Waeyo sica-ya??!! Malhaebwa!!”

“Sica-ya! Hari ini kau harus bangun! Kau harus menemani ku ke Lotte World! Sica-ya ireona!!”

“Sica-ya! Kenapa kau tak menjawab semua pertanyaanku?? Kenapa kau diam saja??” histeris Donghae tak ada hentinya begitu pula dengan air matanya yang membanjiri wajahnya dengan sangat deras seperti tak lelah mengeluarkan semuanya.

“sica-ya, kau tau aku akan melamarmu pada hari ini?” ungkapan Donghae kali ini mampu membuat seluruh temannya terkejut bukan main. Itu pasti akan sangat menyakitkan bagi Donghae.

“aku ingin mengabulkan impianmu yang akan kulamar pada saat hari ke-3 setelah anniversay kita. Tepatnya pada tanggal 7 november, dan itu hari ini.”

“entah kenapa kau begitu menyukai angka tujuh sehingga berharap akan dilamar pada tanggal 7.” Lanjut Donghae tersenyum pedih mengingat saat Jessica mengatakan harapannya pada Donghae dulu. Walaupun begitu air mata Donghae tetap meluncur walaupun tak sederas tadi. Siwon, Leeteuk, Jaejoong, dan Eunhyuk hanya bisa mendengarkan kata demi kata yang Donghae keluarkan. Mereka sama sekali tak mau melarang Donghae karna ia tau Donghae akan sangat tertekan dengan kejadian ini.

“aku mengabulkannya bukan? Aku berancana akan memberimu surprise hari ini, tapi….” Donghae menggantung kata- katanya menatap Jessica sekilas dan menggenggam erat tangannya.

“tapi, kau malah yang memberiku surprise. Surprise yang sukses membuatku kaget, tertekan, dan shock. Apa kau tau bagaimana perasaanku sekarang? Mungkin kau bisa melihatku sekarang, tetapi kau tak akan bisa merasakan rasa sakit yang luar biasa melandaku. Kau tau? melihatmu seperti ini rasanya disini itu sangat nyeri, sangat- sangat nyeri.” Kata Donghae  sembari menunjuk- nunjuk dadanya. Tanpa mereka ketahui mungkin hanya author, readers, dan Tuhan yang tahu. Berdirilah seorang yeoja yang sangat cantik memakai dress bewarna putih selutut, keadaannya tak jauh berbeda dengan keadaan Donghae. Ia juga ikut menangis tersedu- sedu mendengar semua perkataan Donghae apalagi saat Donghae mengatakan bahwa ia akan melamarnya hari ini, “oppa, janganlah begini. Lupakanlah aku dan pergilah sejauh mungkin. Mianhe oppa, jeongmal mianhe telah meninggalkan mu seperti ini. Aku memang tak bisa merasakan perasaanmu tapi ku mohon relakanlah aku. Nado saranghaeyo.” Kata yeoja itu berharap semuanya bisa terdengar di telinga Donghae meskipun itu tak wajar.

“Jessica-ya, apakah kau menyesal mempunyai namjachingu yang pabo seperti diriku? Namja yang tak mempercayai yeojachingunya, namja yang tak tau derita berat yang selama ini yeojachingu-nya tanggung sendiri. Namja yang tak selalu berada disisi yeojachingu-nya…. apalagi saat yeojachingu-nya menghembuskan nafa untuk yang terakhir kalinya.” Jelas Donghae sambil memukul- mukul kepalanya sendiri. “keumanhae oppa! Keumanhae! Jangan lukai dirimu sendiri!” teriak yeoja tadi mencoba menahan tangan Donghae yang terus memukuli kepalanya tapi sayang tangannya menembus Donghae. “kau tak bodoh oppa. Kau adalah namjachingu-ku yang paling baik dalam hidupku. Hanya saja, aku malah tak bisa menjadi yeojachingu yang baik untukmu.”

Donghae membuka kotak merah itu mengambil cincin emas putih bermatakan berlian dari singgah sana-nya lalu memasangkannya pada jari manis Jessica, “Sica-ya, kau harus membawa cincin ini pergi bersama mu. Cincin mu kembar dengan ku. Jagalah baik- baik Sica-ya.”

 

EPILOG

 

Sudah setahun semenjak kematian Jessica, Donghae berusaha tegar di hadapan semuanya dengan mengatakan ‘nan gwenchana’ padahal ia begitu rapuh dan tak bisa hidup tanpa kehadiran seorang Jessica Jung. sekarang ia sudah mencoba merelakan Jessica untuk pergi dan sekarang ia sudah bisa menerima kenyataan ini dengan lapang dada. Tetapi tetap saja perasaannya tak bisa ia bohongi, hatinya masih hampa tanpa kehadiran Jessica dan ia masih belum mendapatkan pengganti Jessica, ia juga masih mengharapkan sedikit Jessica kembali padanya. Donghae masih belum bisa menghapu rasa cintanya kepada Jessica setahun ia jalani sia-sia malah rindu yang amat sangat sering datang melandanya. Donghae sekarang berada di depan sebuah nisan yang ber-ukirkan nama yang sangat indah di dengar, Jessica Jung. Donghae sangat rajin mengunjungi Jessica setiap bulannya dan membersihkan makamnya, ia selalu membawakan Jessica sebuket bunga Lily berbentuk hati pada Jessica, dan setiap malam ia selalu berdoa untuk Jessica agar selalu di lindungi Tuhan karna ia sudah tak bisa melindunginya lagi. Donghae tersenyum manis, senyuman yang sangat disukai Jessica. Jessica merogoh saku jaketnya mengeluarkan sepucuk surat berwarna biru muda. Itu adalah surat terakhir yang sempat Jessica tulis saat sadar pada hari kedua tepat pada jam 12 malam. Jessica menitipkan surat itu pada salah satu perawat rumah sakit agar di berikan kepada Donghae dan juga berpesan agar surat itu di buka satu tahun setelah kepergiannya.

“Sica-ya, ini sudah tepat satu tahun kepergianmu dar sisiku. Aku akan membukanya.”

To: My Lovely Fishy Donghae…

Anneyeong Donghae-ya, bagaimana kabarmu? Apa kau baik- baik saja?

Saat kau membuka surat ini pasti kau sudah berhasil melupakan ku ya?

Pertama- tama kuucapkan CHUKKAE pada mu oppa! Karena kau telah berhasil melewati permainan yang ku adakan. Kau berhasil melewati satu hari tanpaku. Dan kuharap kau bisa melewati hari- harimu tanpa diriku lagi…

Mianhe oppa, karena aku sempat membohongi mu tentang masalah perselingkuhanku dengan Jaejoong oppa. Aku melakukan itu semata- mata dapat membantu mu melupakan dan membenciku, sehingga ketika aku sudah benar- benar  tak berada di sisimu kau akan dengan mudah melupakanku.

Mianhe oppa, jeongmal mianhe. Aku tau kau terpukul dengan semua itu. Apa oppa merasa hanya oppa yang tersakiti? Nado, aku juga tersakiti dengan berpura- pura tak mencintaimu dan mencintai Jaejoong oppa. Hatiku rasanya sakit sekali melihat oppa begitu marah padaku dan juga begitu kecewa dan tak mempercayaiku…

Mianhe karena aku tak menjadi yeojachingu yang baik untukmu selama ini. Malah meninggalkanmu yang terluka.

Gomawo, sudah mewarnai hari- hariku selama 2 tahun oppa. Kau adalah namja yang sangat berharga bagiku. Gomawo sudah bersedia mencintaiku, menyanyangiku, melindungiku selama 2 tahun. Gomawo, oppa sudah mau menghapus air mataku dan tempatku bersanding.

Gomawo atas segalanya oppa…

Berjanjilah padaku tak akan ada air mata yang keluar dari matamu karena aku. Aku melihatmu dari atas oppa, jika kau menangis aku akan ikut menangis. Jika kau tertawa aku akan tersenyum bahagia melihatmu tertawa..

Dan berjanjilah mencari yeoja yang lebih baik dari padaku oppa! Jangan mencari yeoja yang levelnya di bawahku! Karena aku tak akan rela dan akan merebutmu kembali oppa! Hahaha…

Oppa, jika di kehidupan berikutnya  kita bertemu lagi. Bisakah kita bersatu dan tak berakhir seperti ini?

Oppa, saranghae. Neoreul neomu neomu Saranghae…

Aku akan selalu mencintai mu oppa.. hanya dirimu.. dan selalu dirimu.. tak ada yang lain… sampai akhir zaman…

Dari yeoja yang akan selalu mencintaimu,

Jessica Jung….. :*

“Sica-ya, aku tak akan pernah melupakanmu.. aku akan selalu mencintaimu, akan ku simpan kau sebagai kenangan paling terindah yang pernah kumiliki. Aku tak akan mencari pengganti di posisimu karena aku yakin kita akan bertemu lagi pada kehidupan mendatang.. aku yakin itu.. dan aku berjanji.. Sica-ya, walaupun aku berhasil melewati satu hari tanpa kehadiranmu apa kau tau seberapa menderitanya aku pada hari itu? Itu berarti aku tak akan bisa hidup tanpamu Jessica. nado saranghae Jessica Jung..”

END~

Eotteohkae?? Jelek ya endingnya? Feelnya ga kerasa ya?? Banyak typo-nya ya?

Mianhe, soalnya author ga bakat buat orang nangis, dan juga author adalah manusia yang tak sempurna jadi mohon maklum jika typo menyebar.. author juga minta maaf karena jelek nih ff biasa kan author masih amatiran..

Jeongmal mianhe postnya lama.. karena tugas, ulangan, dan UTS menanti author. Jadi terpaksa harus meninggalkan kegiatan author melanjutkan fanfic..

Author tau kalau fanfic ini ga ada yang nunggu,, apalagi dilihat dari respons yang readers perlihatkan, membuat author sedih.. jujur author ngerasa ga di hargai aja gitu, mungkin karena banyak siders yang berkelian dan juga banyak readers yang ga suka sama couple fanfic ini. awalnya author ga mau nge-post lagi kelanjutannya nih fanfic, tapi ada satu readers dari WP author yang ternyata mau nuggu n comment

Author kasian dengan 1 readers yang comment itu jika fanfic ini tidak di teruskan hanya karena siders dan orang yang benci sama couple ‘HaeSica’. Karena 1 readers itu pula author jadi semangat buat ngelanjutin nih fanfic.. makasih.. #author dramatis deh.. #hehehe.. author mengatakan ini semua hanya untuk supaya kalian yang membaca fanfic, semua fanfic bukan punya author aja, supaya tetap RCL hargailah sedikit fanfic yang dibuat oleh seorang author. Mungkin jika kalian juga seorang author kalian akan mengerti apa yang author rasakan.. jadi tetap RCL ya! Tapi jangan nge-bash! Author baik ini *ke-PD-an* akan melanjutkan semua fanfic buatan author walaupun yang nunggu Cuma satu! Karena author cinta dengan readers…

Oh ya! Untuk KyuYoung Shipper, Love You My Cho Kyuhyun akan dilanjutkan minggu depan!!

Jangan lupa RCL ya n Don’t Copas! …. :’)

Kamsahamnida…

 

5 pemikiran pada “Mianhe Oppa, Jeongmal Mianhe (Part 2/END)

  1. Haii salam kenal..
    Hikz nyesek bgt pas bagian donghae mw ngelamaar.. 😥
    Cerita’a bagus,, walaupun aku belum baca part 1’a..
    ƗƗɐƗƗɐƗƗɐƗƗɐƗƗɐƗƗɐ”̮

    (•̀_•́)ง tetep semangat ya buat bikir cerita lain’a

  2. bagus kok thor :’)
    kasian donghae, sinih sama aku aja oppa xoxo
    *peluk Haeppa* #digamparfishies

Tinggalkan komentar